Jakatta, Selama ini kontribusi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM ) terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 62, 55 persen dan menyumbang serapan tenaga kerja hingga 97, 22 persen.
Sayangnya, meski kontribusi UMKM tinggi, akses pembiayaan untuk segmen tersebut sampai saat ini baru mencapai 21 persen. Maka, tak heran jika banyak pelaku UMKM meminjam tambahan modal kepada rentenir dengan bunga yang sangat tinggi.
Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang menyambut baik usulan Menteri BUMN soal program bunga kredit nol persen bagi usaha mikro kecil.
"Dengan adanya program ini menjadi angin segar dan menjadi pertanda jutaan usaha mikro kecil akan pulih dan bangkit menggerakkan ekonomi akar rumput untuk percepatan pemulihan dan penguatan ekonomi nasional, " kata Sarman dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (24/2/2023).
Sarman berharap pada pelaksanaannya agar penyaluran kredit bunga nol persen ini tepat sasaran dan tepat guna. Data penerima kredit nol persen ini harus transparan dan terbuka dengan usaha yang jelas.
Oleh karena itu, menurut Sarman peran Kementerian Koperasi dan UKM serta Dinas Koperasi dan UKM di daerah serta asosiasi usaha mikro kecil sangat diharapkan untuk memberikan data yang valid agar penerima program ini benar-benar pelaku usaha mikro yang memang sangat membutuhkan modal kerja.
"Jika UMKM kita tumbuh dan cepat bangkit tentu kita harapkan secara perlahan akan naik kelas dan mampu menyediakan lapangan kerja baru bagi anak anak bangsa sehingga akan memberikan kontribusi menurunkan angka pengangguran, " katanya.
Sebelumnya Menteri Erick Thohir terus mendorong pendanaan murah bagi para pelaku usaha mikro, di mana ia menyampaikan usulan pemberian bunga pinjaman nol persen untuk pelaku usaha mikro kepada Gubernur Bank Indonesia (hy)